Selasa, 22 Juli 2014

Lokasi Tempat KKN Kelompok 4

KKN Kelompok 4 Universitas Trunojoyo Madura


Full team plus Dosen Pembimbing Lapangan (Bapak Wahid)

Acara FGD (Forum Group Discussion )

Acara buka bersama warga desa batioh dan aparatur desa

Acara terawih bersama

Rapat evaluasi

Papanisasi (peremajaan plang desa)

Hasil karya pelatihan flanel bersama ibu-ibu (Pos Daya Batioh Jaya)

Pelatihan Web kepada aparatur dan pemuda desa Batioh

Program pelatihan komputer di balai Batioh

Program pelatihan flanel anak sekolah dasar

 Hasil karya pelatihan flanel

Program mengajar di SDN Batioh 2

Program mengajar di SDN Batioh 1

Program sosialisasi bau kotoran ayam

Acara malam inagurasi

Program santunan anak yatim di malam inagurasi








Sabtu, 19 Juli 2014

Desa Batioh memiliki sektor pariwisata yang cukup terkenal di Madura maupun di luar Madura, yakni hutan Kera Nepa bersama dengan pantainya yang indah yang terletak di Dusun Batioh yang memiliki luas 4 Ha. Obyek wisata Hutan Kera Nepa terletak di desa Batioh, Kec. Banyuates dari pusat kota ke arah utara jurusan Sampang- Ketapang-Banyuates dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sejauh + 50 km dan dilanjutkan dengan kendaraan bermotor sejauh 1 km untuk masuk ke hutan karena kondisi jalan masuk yang masih sempit.
Pintu Gerbang Hutan Kera Nepa

Tampak banyak monyet berkeliaran di hutan

Selain itu, adapula Pantai Nepa yang indah terletak di dekat Hutan Kera Nepa. Hamparan pasir dan kebersihan pasirnya membuat pengunjung merasa nyaman dan tidak bosan untuk bermain-main di bibir pantai utara itu. 

Adapula wisata yang berada di dekat Balai Batioh sekitar 4 km dari Balai Batioh. Waduk Nipah ini terletak di Desa Montor Kecamatan Banyuates merupakan pembangunan waduk baru dengan luas areal irigasi 1.150 Ha. dan lokasi ini dapat dilalui sarana transportasi umum jurusan Sampang - Ketapang - Banyuates ditempuh kurang lebih 55 km dari pusat Kota Sampang.
Keberadaan obyek wisata ini merupakan perpaduan yang sangat menarik antara waduk dan wisata alam dengan kondisi yang sangat alami. Tampak panoramalingkungan yang sangat mempesona dan layak menjadi wisata unggulan Kabupaten Sampang.
Waduk Nipah






Minggu, 13 Juli 2014

          Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan kesuburan tanahnya. Bahkan disamping itu, indonesia juga kaya akan tempat-tempat wisata indah dan mempesona. Mulai dari tempat wisata alam bersejarah, maupun tempat wisata non sejarah. Indonesia juga mempunyai beribu-ribu pulau yang masing-masing mempunyai tempat wisata yang tak kalah indahnya. Dari yang sudah terekspose maupun yang belum terekspose. Salah satunya di Pulau Madura tepatnya di desa Batioh kecamatan Banyuates kabupaten Sampang. Di desa ini terdapat suatu tempat wisata bersejarah. Yaitu Hutan Nepa.
            Hutan Nepa adalah sebuah wisata rekreasi hutan kecil yang dikelilingi oleh laut dan dimana ditengah hutan tersebut banyak terdapat kera. Nama nepa di angkat dari nama pohon yang sejenis pohon kelapa kecil yang mana daunnya dapat dijadikan sebagai atap rumah, bahkan ada pula yang dapat digunakan sebagai kertas rokok. Uniknya pohon-pohon yang ada di dalam hutan tidak terlalu tinggi sebagaimana pohon hutan pada umumnya. Ditengah-tengah hutan nepa terdapat sungai kecil. Meskipun sebuah hutan, namun tak ada kesulitan dalam menjangkau setiap keindahan yang ada di dalamnya. Di dalam hutan terdapat jalan setapak yang memudahkan kita dalam memburu panorama-panorama yang sangat mengesankan. Jarak tempuh dari jalan raya menuju hutan nepa dapat ditempuh dengan jarak ±0,5 km dengan berjalan kaki dan melewati rumah-rumah penduduk. Di hutan ini terdapat ribuan ekor kera. Sepintas memang mirip dengan salah satu tempat wisata di Bali yaitu sangeh. Namun yang dapat dibedakan dari keduanya adalah kera-keranya. Dimana kera-kera yang terdapat di hutan nepa tak seliar kera-kera yang terdapat di sangeh Bali. Satu lagi keunikan dari kera-kera yang ada di hutan nepa ini yaitu mempunyai nama panggilan LO ALILO NYOK LO yang berarti “ dimana dirimu semua, aku datang membawa kemenangan dan tampakkan dirimu semua “ dan dengan memanggil sebutan tersebut, maka kera-kera tersebut berbondong-bondong akan datang menghampiri kita. Namun kera-kera ini tidak akan menampakkan dirinya apabila pengunjung tidak bermaksud baik. Kebanyakan orang yang tidak bermaksud baik akan tersesat di dalam dan tidak bisa keluar kecuali mereka melepas semua pakaian dan memakainya kembali dengan keadaan terbalik. Di dalam hutan kera masih banyak terdapat benda-benda kuno bersejarah seperti cemeti, keris, gerre manjheng, tusuk kondhe, tasbeh emas, ular bersisik emas, perkutut putih, dan kera putih. Namun sayangnya kera putih hanya bisa dilihat di jaman dulu. Sekarang keberadaannya pun sudah punah. Selain dijadikan objek wisata, bagi orang-orang tertentu hutan nepa dijadikan tempat bersemedi dan keperluan pribadi lainnya. Karena pada dasarnya hutan nepa akan mengabulkan semua cita-cita orang mengunjunginya, insyaalah. Hutan kera ini juga mempunyai juru kunci yang berasal dari desa setempat yaitu bernama H. Abdul Aziz Jaying. Hutan Nepa mempunyai pantai yang indah dengan pasir putihnya. Dan pemandangan yang sangat memukau serta kesejukan alamnya.
            Konon, hutan nepa merupakan suatu sejarah perjalanan dari Raden Segoro. Dimana Raden Segoro merupakan seorang putra dari puteri Bendoro Gung, yang terlahir tanpa seorang ayah. Karena puteri bendoro Gung pun tidak mengetahui siapa gerangan ayahnya. Sedangkan Bendoro Gung merupakan puteri dari raja Sanghjangtunggal yang telah membuangnya dari istana. Raden Segoro dilahirkan di madura tepatnya di gunung geger. Seiring dengan bertambahnya usia Raden Segoro dan Bendoro Gung pindah ke dekat Nepa. Disanalah mereka tinggal bahagia. Raden Segoro mempunyai dua tongkat pusaka yang berasal dari dua ekor naga yang bernama Nenggolo dan Alugoro. Yang mana kedua tongkat pusaka ini sangat sakti. Suatu hari datang utusan dari negara yang disebut Mendangkawulan. Mereka diutus oleh raja Sanghjangtunggal untuk menjemput Raden Segoro dengan tujuan meminta bantuan kepada Raden Segoro untuk berperang melawan tentara cina. Karena sebelumnya sang Raja bermimpi bahwasannya pria tua yang ada di mimpinya menyatakan bahwa Raden Segoro lah yang mampu melawan tentara cina. Dan Raden Segorolah nantinya yang akan menjayakan negaranya. Hal inilah yang memacu raja agar memakai jasa Raden segoro dalam peperangan. Dan tepat pada akhirnya Raden Segoro memenangkan peperangan dengan tentara cina dengan berkat tongkat pusakanya yaitu Nenggolo. Pada akhirnya sang rajapun puas dengan kinerja Raden Segoro. Dengan ucapan terimakasih raja berniat agar Raden Segoro berkenan menjadi menantunya. Sang raja pun menanyakan orang tua dari Raden Segoro, namun Raden Segoro pun bingung dengan pertanyaan baginda raja. Akhirnya Raden Segoro kembali ke pulau madura dan bertemu dengan ibunya Bendoro Gung. Dan disaat yang bersamaan Raden Segoro langsung menanyakan siapa ayah dari Raden Segoro. Bendoro Gung pun bingung mendengar pertanyaan puteranya. Dan pada saat itu pula Bendoro Gung dan Raden Segoro lenyap seketika. Namun istana atau kediaman Raden Segoro dan Bendoro Gung masih tersisa sampai saat ini. Walaupun kenyataanya hanya tersisa puing-puing yang berupa batu bata yang terpendam di dalam tanah. Meskipun demikian, penduduk sekitar percaya bahwasannya Raden Segoro dan Bendoro Gung tetap menjaga hutan tersebut. Begitu pula dengan kera-kera yang ada di dalam hutan Nepa. Kera-kera inipun dianggap suci dan tak ada seorangpun yang berani membunuhnya. Sedangkan dua tongkat peninggalan Raden Segoro kini berada di genggaman Raja Arosbaya yang bernama Pangeran Demang Palakaran dan sampai saat ini tersimpan menjadi pusaka kota Bangkalan.
            Harapan saya hutan nepa nantinya akan menjadi objek wisata utama di kabupaten sampang. Karena sangat disayangkan apabila terus terabaikan. Mengingat belum terlalu banyaknya pengunjung, dan bahkan mungkin banyak yang belum mengetahui keberadaannya. Penasaran dengan keberadaan hutan nepa? Datang langsung dan dijamin puas dengan segala suguhan alamnya yang mempesona. dan siap-siap ya, kalian para pengunjung akan terhipnotis dengan keadaan alam yang sangat indah.

Pulau Madura (tanda merah merupakan letak Desa Batioh)

Desa Batioh sendiri memiliki luas lahan atau luas tanah 365,44 Ha, dan dimanfaatkan masyarakat dalam beberapa hal seperti : untuk lahan persawahan 45,37 Ha, lahan kering (tegal) 232,24, lahan kering (pekarangan) 51.77 Ha, dan lain – lain 35,84 Ha.

Lahan sawah Desa Batioh

Desa batioh memiliki 6 dusun dan 12 RW yaitu:
1. Dusun Gendungan
2. Dusun Batioh
3. Dusun Duwe’assen
4. Dusun Wa’duwak
5. Dusun Kapasan
6. Dusun Lonselleng

Dan luas tanah untuk setiap Dusun di Desa Batioh adalah
• Dusun Gendungan dengan luas wilayah 93,42 Ha
• Dusun Batioh dengan luas wilayah 83,02 Ha
• Dusun Duwe’assen dengan luas wilayah 43,23 Ha
• Dusun Wa’duwak dengan luas wilayah 46,47 Ha
• Dusun Kapasan dengan luas wilayah 34,7 Ha
• Dusun Lonselleng dengan luas wilayah 64,6 Ha

Batas wilayah Desa Batioh
Sebelah Utara  : Laut
Sebelah Timur  : Desa Tlagah
Sebelah Selatan : Desa Montor
Sebelah Barat  : Desa Masaran
Dan berada pada ketinggian 0-20 meter diatas permukaan laut.

Peta wilayah Desa Batioh



Balai Desa Batioh

Batioh, begitulah nama salah satu desa, di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Terdiri dari 6 dusun. Gendungan, Batioh, Duwe'assen, Wa'duwak, Kapasan, dan Lonselleng. Dengan total lahan 365,22 ha. Diantaranya, lahan sawah 45,37 ha, lahan kering 319,85 ha. Luas wilayah untuk Batioh sebesar 14.09 km2. Dengan wilayah dataran tinggi dan beberapa wilayahnya dataran rendah.

Jumlah penduduk di desa Batioh sekitar 3.818 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki dengan jumlah 1.801 jiwa dan penduduk perempuan 2.017 jiwaJumlah Rumah Tangga Di Desa Batioh terdapat 1.020 Rumah Tangga. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2012, jumlah TKI pada desa Batioh berkisa 5% dari jumlah penduduk. Jumlah ini cukup banyak juga. Sedangkan, untuk pendidikan, di Desa Batioh, terdapat 5 lembaga pendidikan yang terdiri dari swasta dan negeri. Adapun lembaga-lembaga tersebut ialah sebagai berikut:
·         Madrasah Ibtida’iyah (Swasta)
Lembaga pendidikan ini, masih dalam proses pengembangan. Jadi jumlah siswa dan guru masih belum terdata dengan pasti.
Anak Mushollah Duwe'assen

Madrasah Ibnu Mas'ud

·         SDN 1 Batioh (Negeri)
Kurang lebih jumlah siswa SDN 1 Batioh sebanyak 337 peserta didik, dan tenaga pengajar sebanyak 11 orang.
Anak SDN Batioh 1

·         SDN II Batioh (Negeri)
Jumlah peserta didik SDN II Batioh kurang lebih 292 siswa, dan tenaga pengajar sebanyak 13 orang.
Anak SDN Batioh 2

·         TK PGRI Batioh (Swasta)
Jumlah siswa dan siswi keseluruhan kurang lebih sebanyak 65 peserta didik, dan terdapat 3 tenaga didik.
·         Non Formal (Swasta)
Lembaga ini tidak memiliki nama lembaga resmi. Namun lembaga ini juga bergerak di bidang pendidikan. Adapun jumlah perserta didik pada lembaga ini kurang lebih sebanyak 30 peserta didik dan 3 orang tenaga didik.

Desa Batioh, dibanding dengan desa lain, mempunyai pelabuhan sendiri. Cukup banyak juga jumlah perahu yang dimiliki oleh penduduknya. Terdapat 7 perahu dan 64 motor tempel bersandar di pelabuhan tersebut. Dan meskipun berstatus desa, Batioh memiliki 2 tempat wisata sekaligus. Yakni Hutan Kera Nepa dan Pantai Nepa.